LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
KARIOTIPE DAN KROMOSOM HOMOLOG

oleh,
NURUL
HIDAYATUN NAJAH
1604020010
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
16
Maret 2017
KARIOTIPE DAN KROMOSOM HOMOLOG
I.
TUJUAN
Tujuan
dari dilakukan praktikum ini adalah untuk :
1. Mengetahui
dan mengenali bentuk-bentuk dan ukuran kromosom.
2. Mengetahui
dan mampu melakukan pengaturan kromosom-kromosom dalam bentuk kariotipe.
3. Mengetahui
macam kelainan yang dijumpai pada pengaturan kromosom dalam bentuk kariotipe.
4. Mengetahui
dan mengenali pasangan kromosom homolog.
II.
DASAR TEORI
Kromatin dan Kromosom
Kromatin,
jalinan benang-benang halus dalam plasma inti. Disebut demikian karena kalau
suatu jaringan diwarnai dengan suatu zat pewarna, jalinan itu akan mengisap
banyak zat itu. Berasal dari kata chroma
= berwarna, dan tin = benang.
Kromatin tak jelas bagian-bagiannya nampak di bawah mikroskop biasa, karena
halusnya dan tak teratur. Terdiri dari benang kromonema yang berpilin-pilin longgar, diselaputi protein. Kromosom
merupakan kromatin yang memendek dan membesar. Kromosom berasal dari kata chroma dan soma = badan (Wildan, 2003).
Kromonema,
baik ketika dalam bentuk kromatin mau pun kromosom, terdiri dari beberapa serat
(fibril) halus dan dibina atas 2 macam molekul yaitu ADN (Asan Deoksiribosa Nukleat) dan protein. Proteinnya terutama berupa histon. Kromatin atau kromosom mengandung puluhan sampai ratusan
ribu gen. Gen ialah unit bahan genetis. Gen terdiri dari ADN, sedangkan histon
berada disebelah luar atau diantaranya (Wildan, 2003).
Gambaran
kromosom selalu ganda karena kromosom terbentuk selalu di masa pembelahan sel,
dan biasanya diamati komposisinya pada tingkat metafase (dimana kromosom
terdiri atas 2 kromatid dan bersusun di bidang ekuator) (Wildan, 2003).
Satu
kromosom terdiri dari 2 bagian:
1. Sentromer
Sentromer
(kinetokor), bagian kepala kromosom. Ketika sel membelah kromosom menggantung
pada serat gelendong lewat sentromer. Sentromer itu tidak mengandung kromonema
dan gen (Wildan, 2003).
2. Lengan
Lengan
ialah badan kromosom sendiri. Mengandung kromonema dan gen. Lengan memiliki 3
daerah (Wildan, 2003):
a. Selaput,
ialah lapisan tipis menyelaputi badan kromosom.
b. Kandung,
(matrix) mengisi seluruh lengan, terdiri dari cairan bening.
c. Kromonema,
ialah benang halus berpilin-pilin yang terendam dalam kandung.
Lengan
kromosom bisa mengandung bagian-bagian berikut (Wildan, 2003):
a. Gentingan,
ialah bagian kromosom yang mengalami penyempitan sebelum sampai ke ujung.
b. Satelit,
ialah bagian yang bulat diujung kromosom.
c. Daerah
pengatur nukleolus, ialah benang halus yang menghubungkan satelit dengan lengan
kromosom.
d. Kromosenter,
ialah daerah lengan kromosom yang mengandung gen-gen bersusun rapat, sehingga
disitu jarang sekali terjadi pindah silang.
e. Bongkol
(knob), ialah daerah berbentuk bundar, terdiri sekitar 2 sampai 4 buah pada
tiap kromosom.
Menurut
pekerjaannya mengatur jenis kelamin, kromosom dapat pula dibagi atas 2 macam
(Wildan, 2003):
1. Autosom,
ialah kromosom biasa, yang tidak berperan menentukan dalam mengatur jenis
kelamin.
2. Gonosom,
ialah kromosom kelamin, yang berperan menentukan jenis kelamin. Jumlah gonosom
hanya 1 sampai 2 buah dalam tiap sel suatu individu.
Menusia
memiliki 44 kromosom autosom dan 2 gonosom. Gonosom manusia itu ada 2 macam
yaitu X dan Y. Wanita mempunyai dua X (XX), sedangkan pria memiliki satu X dan
satu Y (Wildan, 2003).
Melihat kepada
panjang lengannya kromosom dapat dibagi atas 4 macam (Wildan, 2003):
1. Metsentrik,
jika lengan ada dua dan sama panjang.
2. Submetasentrik,
jika lengan ada dua dan satu agak lebih pendek.
3. Akrosentrik,
jika lengan ada dua dan yang satu pendek.
4. Telosentrik,
jika lengan satu atau dua, sedang yang satu pendek sekali.
Dalam
setiap tubuh ada 2 kromosom yang sebentuk sama besar, dan sama komposisi
gennya. Kromosom yang sama bentuk, besar, dan komposisinya itu disebut homolog (sepasang). Satu pasang kromosom
homolog berbeda bentuk dengan pasangan kromosom lain dalam sel atau tubuh yang
sama (Wildan, 2003).
Kariotipe
Pada tingkat
metafase dalam proses pembelahan sel dapat dipotret kromosom sesuatu jenis
makhluk. Pada fase ini kromosom berada pada bidang ekuator semua, dan jika
sayatan jaringan yang mengandung proses pembelahan itu persis lewat pada bidang
ekuator dapatlah dibuat sediaan yang mengandung semua kromosom yang terdapat
dalam sel (Wildan, 2003).
Sediaan dipotret,
dibesarkan, lalu digunting-gunting. Kemudian disusun dan dikelompokan menurut
urutan panjang dan bentuknya. Semua kromosom yang diurutkan menurut panjang dan
bentuknya inilah yang disebut kariotipe (dari krayon = inti, dan typos = bentuk).
Karena setiap spesies makhluk memiliki bentuk dan jumlah kromosom
sendiri-sendiri, maka kariotipenya pun tentu sendiri-sendiri pula (Wildan,
2003).
Peranan kariotipe
dalam pengamatan sifat keturunan besar sekali, terlebih pada manusia. Dengan
menemukan kelainan yang terdapat pada anatomi, morfologi atau fisiologi
seseorang. Banyak jenis cacat atau penyakit keturunan yang memiliki kariotipe
khas, seperti sindroma-sindroma Turner, Klinefelter, Down, Cri-du-chat atau
Patau. Sindroma ialah berbagai kelainan atau penyakit yang disebabkan oleh
kelainan pada suatu kromosom (Wildan, 2003).
Pola
bergaris-garis dari kromosom-kromosom individual yang ditemukan adalah unik dan
konsisten, dan digunakan untuk mengenali (identifikasi) pasangan-pasangan
homolog. Setiap kromosom berbeda dalam ukuran dan posisi dari
sentromer-sentromernya, sekalipun kedua anggota dari setiap pasang kromosom homolog
adalah identik dalam strukturnya (Anna, 1985).
III.
ALAT DAN BAHAN
Alat : Bahan
:
1. Gunting 1.
Gambar kromosom 1
2. Penggaris (beraturan)
3. Benang 2.
Gambar kromosom 2
4. Lem kertas (tidak
beraturan)
5. Kertas HVS
6. Alat tulis (Pulpen,
pensil)
IV.
CARA KERJA
Gambar kromosom 1
(beraturan)
1. Memotong
satu per satu gambar kromosom (beserta nomor yang tersedia) yang telah disediakan
dengan menggunakan gunting.
2. Mengamati
pola garis-garis setiap gambar kromosom yang telah dipotong.
3. Menentukan
pasangan setiap kromosom yang memiliki pola garis-garis yang sama (sesuaikan
juga dengan nomor yang terdapat pada setiap gambar kromosom).
4. Menempelkan
gambar kromosom yang telah dipasang-pasangkan pada kertas HVS.
5. Memberi
urutan nomor pada setiap pasang gambar kromosom yang telah ditempel.
Gambar kromosom 2 (tidak
beraturan)
1. Menentukan
sentromer pada setiap gambar kromosom.
2. Mengukur
panjang lengan setiap kromosom dengan menggunakan penggaris (jika kromosom
melengkung maka menggunakan benang terlebih dahulu).
3. Kemudian,
menentukan rasionya dengan cara membagi antara panjang lengan yang panjang dengan
panjang lengan yang pendek.
4. Memotong
satu per satu gambar kromosom (beserta nomor yang tersedia) yang telah
disediakan dengan menggunakan gunting.
5. Mengamati
pola garis-garis setiap gambar kromosom yang telah dipotong.
6. Menentukan
pasangan setiap kromosom yang memiliki rasio hampir sama serta pola garis-garis
yang mirip (sesuaikan juga dengan nomor yang terdapat pada setiap gambar
kromosom).
7. Menempelkan
gambar kromosom yang telah dipasang-pasangkan pada kertas HVS.
8. Memberi
urutan nomor pada setiap pasang gambar kromosom yang telah ditempel.
V.
HASIL PENGAMATAN
Terlampir
VI.
PEMBAHASAN
Kromosom
merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat didalam inti sel setiap makhluk
hidup. Pada setiap makhluk hidup, bentuk kromosom berbeda-beda. Bentuk kromosom
akan sama pada setiap spesies yang sama. Semakin jauh hubungan kekerabatan
suatu makhluk maka semakin banyak perbedaan dalam bentuk dan susunan kromosom
yang dimiliki. Ada kromosom yang hanya memiliki satu lengan, ada pula yang
memiliki dua lengan. Ada kromosom yaang memiliki dua lengan simetris
(setangkup, sama besar, panjang dan bentuknya), ada pula yang asimetris. Dan
ada kromosom yang kedua lengannya terlentang pada satu garis lurus, ada pula
yang membentuk sudut sesamanya. Serta ada kromosom yang lengannya gemuk, kurus,
pendek, maupun panjang. Secara penglihatan umum tanpa terperinci dan tanpa
memperhatikan sentromernya, kromosom bisa dikatakan ada yang berbentuk batang,
koma, bola, serutu, huruf L, huruf V dan lain-lain.
Berdasarkan
panjang lengan-lengan kromosom yang ditentukan oleh posisi sentromer, kromosom
dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
1. Metasentrik
: terdapat dua lengan sama panjang dengan rasio 1,0 -- <1,7.
2. Sub
metasentrik : terdapat dua lengan dengan salah satunya sedikit lebih pendek,
memiliki rasio 1,7 -- <3,0.
3. Sub
telosentrik (akrosentrik) : terdapat dua lengan dengan salah satu lebih pendek,
memiliki rasio 3,0 -- < 7,0.
4. Telosentrik
: terdapat satu lengan, atau dua lengan dengan salah satu lengan sangat pendek
memiliki rasio >7,0.
Kromosom dibentuk dari DNA yang berikatan
dengan beberapa protein histon. Dari ikatan ini dihasilkan nukleosom. Kemudian
nukleosom akan membentuk lilitan-lilitan yang sangat banyak yang menjadi
penyusun dari kromatid (lengan kromosom). DNA memiliki bagian yang disebut
dengan gen. Gen mengandung petunjuk karakteristik untuk suatu organisme. Setiap
ikatan kromosom paling tidak mengandung 5-10 juta pasang DNA dan memiliki pola
ikatan yang unik dalam setiap untaiannya. Ikatan kromosom juga digunakan untuk
menilai hubungan kariotipe antar spesies yang memiliki tingkat kekerabatan yang
cukup dekat (Wildan, 2003).
Kromosom terdiri dari beberapa bagian
berikut:
1. Kromatid,
merupakan salah satu dari dua lengan hasil replikasi kromosom.
2. Kromomer,
merupakan penebalan-penebalan pada kromonema.
3. Sentromer,
merupakan daerah konstriksi (lekukan primer) disekitar pertengahan kromosom.
Pada sentromer terdapat kinetokor yang merupakan tempat melekatnya benang spindel.
4. Satelit,
merupakan bagian kromosom yang berbentuk bulatan dan terletak diujung kromatid.
5. Telomer,
merupakan istilah yang menunjukan daerah paling ujung pada kromosom.
Pada setiap sel
terdapat dua kromosom yang memiliki bentuk sama, ukuran yang sama, dan
komposisi gen yang sama. Kromosom tersebut dinamakan kromosom homolog, kromosom
dengan urutan gen yang identik atau kromosom yang berpasangan. Pada organisme
yang bereproduksi secara generatif, seperti manusia, orangtua/induk menyedikan
setengah dari jumlah total kromosom (46) yang sesuai dengan pasangan yang
cocok. Kromosom homolog bersinapsis (berpasangan) selama pembelahan meiosis,
urutan DNA pada kromosom homolog telah sesuai. Kromosom homolog berasal dari
kromosom kedua orang tua yang terpisah, satu homolog berasal dari ibu dan yang
ainnya dari ayah. Kromosom homolog berguna untuk pembentukan gamet dan sel-sel
reproduksi. Sel-sel tubuh (somatik) manuasia memiliki 46 kromosom, atau 23
pasang kromosom homolog. Sel-sel kelamin
(gamet) manusia yaitu sperma dan ovum, masing-masing hanya memiliki 23
kromosom. Pada saat fertilisasi, satu sperma dan satu ovum bersatu membentuk
sel yang memiliki kromosom lengkap (Wildan, 2003).
Dari praktikum
yang dilakukan, pada gambar kromosom 1 (beraturan) ditemukan keanehan yaitu
pasangan kromosom nomor 21 memiliki tiga kromosom (kelebihan sebuah kromosom)
dan pada kromosom seks (gonosom) memiliki tiga kromosom X. Keadaan tersebut
merupakan kelainan yang disebut trisomi. Trisomi merupakan keadaan dimana
individu memiliki kelebihan sebuah kromosom.
Trisomi yang
terdapat pada kromosom nomor 21 disebut sindrom Down. Sindrom Down merupakan trisomi
pada autosom. Oleh karena kelainannya terjadi pada autosom, maka penderita
sindrom Down dapat laki-laki ataupun perempuan.
Penderita sindrom
Down biasanya mempunyai tubuh pendek dan puntung, lengan atau kaki
kadang-kadang bengkok, kepala lebar, wajah membulat, mulut selalu terbuka,
ujung lidah besar, hidung lebar dan datar, kedua lubang hidung terpisah lebar,
jarak lebar antar kedua mata, kelopak mata mempunyai lipatan epikantus, iris
mata kadang-kadang berbintik yang disebut bintik-bintik “Brushfield”
(Suryo,1990).
Sedangkan pada
kromosom seks (gonosom) yang memiliki tiga kromosom X artinya individu tersebut
terkena sindrom Klinefelter. Sindron klinefelter merupakan trisomi (keadaan dimana terdapat
tiga kromosom) pada kromosom kelamin. Kebanyakan
kariotipe untuk sindrom Klinefelter (kira-kira ¾ dari semua kasus) adalah
47,XXY. Akan tetapi tanda-tanda dari sindrom ini biasanya tampak meskipun
terdapat lebih dari satu kromosom X asal masih ada satu kromosom Y. Karena itu
kariotipe yang lebih kompleks yang ada hubungannya dengan sindrom Klinefelter
ialah salah satunya XXXY. Penghambatan mental biasanya dijumpai apabila
terdapat lebih dari dua kromosom X.
Individu sindrom
Klinefelter dapat terjadi melalui fertilisasi dari sel telur XX oleh
spermatozoa Y atau melalui fertilisasi dari sel telur X oleh spermatozoa XY.
Pada kasus dengan kariotipe XXXY berarti terjadi melalui fertilisasi dari sel
telur XX oleh spermatozoa XY. Individu
dengan kariotipe XXXY disebut juga “Testicular dysgenesis”, karena testis tidak
tumbuh, memperlihatkan fenotip laki-laki, tetapi payudara tumbuh, lengan tangan
dan kaki ekstrim panjang, testis kecil, suara tinggi (Suryo,1990).
Pada praktikum
dengan gambar kromosom 2 (tidak beraturan), kromosom-kromosom yang telah
dipasangkan sesuai dengan panjang lengan dan pola garis yang sama,
dikelompokkan kedalam beberapa macam bentuk berdasarkan rasio panjang lengannya
(panjang lengan yang panjang dibagi panjang lengan yang pendek). Yang termasuk
kedalam kelompok metasentris yaitu pasangan kromosom nomor 1, 2, 3, 6, 11, 13, 16,
19, dan 21. Submetasentris : pasangan kromosom nomor 4, 7, 8, 9, 10, 12, 17, 18,
22, dan 23. Sub telosentris : 5, 14, 15, dan 20. Pola bergaris-garis dari
kromosom-kromosom individual yang ditemukan adalah unik dan konsisten, dan
digunakan untuk mengenali (identifikasi) pasangan-pasangan homolog.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kariotipe
merupakan gambaran kromosom suatu individu.
2. Kromosom
merupakan pembawa bahan genetik yang terdapat didalam inti sel setiap makhluk
hidup.
3. Kromosom
dibentuk dari DNA yang berikatan dengan beberapa protein histon.
4.
Terdapat empat macam kromosom
yang dikelompokan berdasarkan panjang lengannya yang ditentukan oleh posisi
sentromer yaitu kelompok metasentrik, sub metasentrik, sub telosentrik, dan
telosentrik.
5. Bagian-bagian kromosom yaitu kromatid,
kromomer, sentromer, satelit, dan telomer.
6. Kromosom homolog adalah dua kromosom yang
memiliki bentuk sama, ukuran yang sama, dan komposisi gen yang sama.
7. Pola
bergaris-garis dari kromosom-kromosom individual yang unik dan konsisten
digunakan untuk mengenali (identifikasi) pasangan-pasangan homolog.
8. Trisomi
merupakan keadaan dimana individu memiliki kelebihan sebuah kromosom.
9. Sindrom
Down merupakan trisomi pada autosom dalam kromosom nomor 21.
10. Sindrom
Klinefelter merupakan trisomi pada gonosom dalam kromosom X.
VIII.
DAFTAR PUSTAKA
Anna. 1985. Dasar-dasar Genetika. Jakarta: Erlangga.
Suryo. 1990. Genetika Manusia. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Wildan,
Yatim. 1996. Genetika. Bandung:
Tarsito.
IX.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar