LAPORAN PRAKTIKUM
GENETIKA TUMBUHAN
oleh,
NURUL HIDAYATUN NAJAH
1604020010
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2017
Kamis,
27 April 2017
VARIASI
GENETIK TUMBUHAN
I.
TUJUAN
Tujuan
dari dilakukan praktikum ini adalah untuk :
1. Mengetahui
variasi genetik (dalam hal ini variasi morfologi tanaman).
2. Mendokumentasikan
variasi genetik tanaman/plasma nutfah tersebut.
3. Memperkirakan
apakah terjadi erosi genetik pada plasma nutfah tanaman tersebut.
II.
DASAR
TEORI
Semua
makhluk hidup yang ada di bumi ini memiliki perbedaan walupun masih dalam satu
spesies, hal ini di sebabkan karena keanekaragaman (variasi). Keanekaragaman
adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen,
spesies dan ekosistem di suatu daerah. Keanekaragaman jenis merupakan keragaman
organisme dari suatu spesies yang mempunyai perilaku, strategi hidup, bentuk,
ruang dan juga ketergantungan antara jenis satu dengan yang lainnya berbeda.
Beranekaragam jenis akan menunjukkan adanya variasi bentuk yang berbeda-beda
pula (Anonim, 2012).
Keanekaragaman
individu memunculkan variasi. Dan sifat individu ditentukan oleh gen. Faktor
genotif yang berinteraksi dengan faktor lingkungan memunculkan sifat yang
tampak atau fenotif (Syamsuri,
2004).
Keragaman
variasi di temukan hampir di semua karakter dari yang paling gampang sampai
yang paling sulit: tinggi, lebar, besar, berat atau masa, volume, ukuran,
bentuk dan tanggap terhadap faktor luar atau lingkungan. Menurut tolak ukurnya variasi
dibagi atas: (1) Variasi yang bersifat kuantitatif
seperti tinggi, berat, dan jumlah.
Kuantitatif bersifat “kontinum” (urut bersambung menurut deret matematis). (2) Variasi yang bersifat kualitatif
seperti: golongan darah, warna kulit, warna bunga, bentuk permukaan biji.
Kualitatif bersifat “diskontinum” (tidak bersambung menurut deret matematis) (Suryati, 2008).
Variasi
juga dapat dibedakan berdasarkan penyebab timbulnya variasi yaitu (Suryati, 2008):
1.
Variasi
genetik yaitu variasi yang dihasilkan oleh faktor keturunan (gen) yang bersifat
kekal dan diwariskan secara turun temurun dari satu sel ke sel lainnya. Jika gen berubah, maka
sifat-sifat pun akan berubah. Sifat-sifat yang ditentukan oleh gen disebut
genotif. Ini dikenal sebagai pembawa.
2.
Variasi
non genetik atau variasi lingkungan yaitu yang ditentukan oleh faktor
lingkungan seperti: intensitas cahaya, kelembaban, pH, temperatur, kesuburan
tanah. Variasi lingkungan tidak diwariskan ke keturunannya. Keadaan
factor-faktor lingkungannya sama dengan pohon yang pertama, sekalipun demikian
hasil panennya berbeda. Pengetahuan yang memadai tentang komposisi lingkungan
akan menentukan genotif yang sesuai untuk kondisis tertentu.
Keanekaragaman
genetika dapat terjadi
karena adanya perubahan nukleotida
penyusun DNA. Perubahan
ini mungkin dapat mempengaruhi
fenotipe suatu individu
organisme yang dapat dipantau dengan
mata telanjang, atau mempengaruhi terhadap lingkungan tertentu.
Secara umum
keanekaragaman genetik dari suatu populasi dapat terjadi karena adanya mutasi, rekombinasi, atau migrasi gen (Campbell, 2002).
Tanpa
variasi genetik, setiap perubahan lingkungan yang mendadak akan memusnahkan
suatu jenis pada habitat alaminya. Keanekaragaman
genetik alami, peranannya dalam evolusi, dan berbagai sistem untuk koleksi,
pengawetan, penyebarluasan dan pemanfaatannya (Suryati, 2008).
Erosi
genetik adalah
hilangnya sumber daya genetik yang sering diperbesar atau dipercepat oleh
aktivitas manusia. Erosi genetik merupakan masalah yang keprihatinan dan cukup
serius. Hal itu dapat terjadi karena erosi genetik akan menyebabkan hilangnya
keanekaragaman genetik pada hewan dan tumbuhan. Keaneragaman hewan dan tumbuhan
dapat berkurang atau bahkan hilang akibat ada proses pengurangan kelengkapan
gen unik dari setiap spesies secara bertahap maupun drastis.
Hilangnya keaneragaman tersebut dapat berdampak buruk terhadap keadaan
lingkungan.
Penyebab
erosi genetik dapat disebabkan karena faktor alami dan juga faktor manusia.
Erosi genetik yang disebabkan dari faktor manusia lebih mengkhawatirkan
daripada karena faktor alam. Proses erosi genetik pada tumbuhan dapat terjadi karena beberapa
macam faktor.
Hilangnya habitat alami juga menjadi penyebab adanya erosi genetik pada
tumbuhan. Penggembalaan hewan ternak secara berlebihan pada suatu kawasan dapat
membuat tanaman di sekitar kawasan tersebut mengalami erosi genetik. Erosi
genetik pada tanaman juga dapat disebabkan oleh pembukaan hutan dan pembuangan
zat kimia. Adanya rekayasa genetika dan penggantian varietas tanaman lokal akan
membuat tanaman menjadi tidak berkembang secara alami sehingga juga dapat
menyebabkan erosi genetik. Pertanian
modern mendorong petani menjadi hanya menanam tumbuhan komersial saja sehingga varietas
yang ditanam juga terbatas. Hal itu juga dapat menyebabkan suatu gen dari spesies lain mengalami penurunan dan
bahkan hilang. Penggunaan tumbuh-tumbuhan secara besar-besaran tanpa penanaman
kembali dapat membuat tumbuhan yang digunakan mengalami erosi genetik dan
menuju kepunahan. Contoh tanaman yang mengalami erosi genetik akibat
eksploitasi hutan adalah kayu olin, kayu cendana, anggrek , rotan dan sawo kecik. Penggunaan bahan
sintesis membuat bahan serat-serat alam menjadi kurang dikembangkan dan
mengalami erosi genetik.
III.
ALAT
DAN BAHAN
Alat:
1.
Pulpen
2.
Kertas
3.
Alat
dokumentasi/kamera
Bahan: -
IV.
CARA
KERJA
1. Memilih
satu jenis tanaman (apel).
2. Mengumpulkan
semua informasi yang diketahui mengenai keragaman buah tersebut dengan
melakukan pengamatan di pasar. Mencari varietas/ keanekaragaman yang ada. Melakukan
pengamatan terhadap variasi yang ada mengenai ukuran buah, warna kulit buah,
dan warna daging buah.
3. Melakukan
wawancara dengan penjual mengenai nama lokal, status keberadaan, apakah masih
banyak tersedia/masih dibudidayakan, apakah tipe tertentu sudah jarang ada,
terjadi erosi genetik. Kenapa hal itu terjadi.
4. Melakukan
studi pustaka.
V.
HASIL
PENGAMATAN
Variasi Genetik Buah Apel
No
|
Nama
Jenis
|
Warna
Kulit
|
Biji
|
Rasa
|
Daging
Buah
|
1
|
Malang
|
Hijau
semburat merah
|
Sedikit
dan besar
|
Manis
asam
|
Tidak
dapat dipisahkan
|
2
|
Manalagi
|
Hijau
kekuningan
|
Sedikit
dan besar
|
Manis
|
Tidak
dapat dipisahkan
|
3
|
Fuji
|
Merah
muda
|
Sedikit
dan besar
|
Manis
|
Tidak
dapat dipisahkan
|
4
|
Salmon
|
Merah
muda kemerahan
|
Sedikit
dan besar
|
Manis
|
Tidak
dapat dipisahkan
|
5
|
Merah
|
Merah
|
Sedikit
dan besar
|
Manis
asam
|
Tidak
dapat dipisahkan
|
6
|
Granny Smith
|
Hijau
muda
|
Sedikit
dan besar
|
Asam
|
Tidak
dapat dipisahkan
|
VI.
PEMBAHASAN
Variasi
Genetik Buah Apel.
Keragaman dapat membedakan makhluk hidup dari segi
bentuk, warna, ukuran, tempat hidup. Keragaman genetik disebabkan
karena adanya keragaman gen. Karena
adanya keragaman gen, maka sifat-sifat di dalam satu spesies bervariasi atau
keanekaragaman gen dapat memunculkan variasi.
Apel
adalah jenis buah -buahan, atau buah yang dihasilkan dari pohon buah apel. Apel dibudidayakan di banyak daerah di dunia yang
suhu udaranya lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus domestica. Apel budidaya adalah keturunan dari Malus
sieversii asal
Asia Tengah, dengan sebagian genom dari Malus
sylvestris (apel hutan /apel liar). Apel
memiliki sekitar 57.000 gen, jumlah tertinggi pada genom tumbuhan yang dikaji
sejauh ini dan lebih banyak gen dari genom manusia (kira-kira 30.000).
Pohon
apel merupakan pohon yang kecil dan ber daun gugur , mencapai ketinggian 3
hingga 12 meter, dengan tajuk
yang lebar dan biasanya sangat beranting. Daun-daunnya berbentuk lonjong dengan
panjang 5 – 12 cm dan lebar 3 - 6 centimeter.
Bunga
apel mekar di musim semi, bersamaan dengan percambahan daun. Bunganya putih dengan
baur merah jambu yang berangsur pudar. Pada bunga, terdapat lima kelopak , dan
mencapai diameter 2.5 hingga 3.5 cm. Buahnya masak pada musim gugur, dan
biasanya berdiameter 5 hingga 9 cm.
Inti buah apel memiliki lima gynoecium
yang tersusun seperti bintang lima mata, masing-masing berisi satu hingga tiga
biji .
Tanaman
Apel mempunyai banyak varietas, bentuk buah yang berbeda, warna kulit buah,
serta rasa yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis buah apel:
1. Apel
Malang
Apel
Malang sebenarnya memiliki nama asli Rome
Beauty, tetapi lebih dikenal dengan nama Apel Malang karena apel ini banyak
dibudidayakan di Malang, Jawa Timur. Apel ini memiliki kulit berwarna hijau
dengan semburat merah. Rasa dari apel ini perpaduan antara manis dan asam.
Daging buah berwarna putih kehijauan dengan tekstur halus dan tidak dapat
dipisahkan. Biji buah sedikit sekitar 1-10 biji per buah dengan ukuran besar. Buahnya
berbentuk agak bulat dengan lekukan di bagian ujung. Berat rata-rata apel ini per
buah sekitar 175g.
2.
Apel
Manalagi
Apel Manalagi merupakan salah satu jenis apel yang
banyak dibudidayakan di daerah Malang. Apel Manalagi memiki karakteristik kulit
berwarna hijau kekuningan. Apel ini memiliki rasa manis dan aroma yang kuat,
karena itu Apel Manalagi menjadi salah satu kultivar apel unggulan yang
dibudidayakan. Dagingnya tidak dapat dipisahkan berwarna putih kekuningan
dengan tekstur agak liat dan kandungan airnya kurang. Biji buah antara 1-10
biji per buah. Bentuk buah agak bulat dengan ujung dan pangkal berlekuk dangkal
dengan
ukuran diameter buah sekitar 7 cm. Berat buah berkisar antara 100-160 gram per
buah.
3.
Apel
Fuji
Apel Fuji merupakan hasil
seleksi dari silangan antara Red
Delicious dan Ralls Janet. Apel
ini merupakan apel impor yang berasal dari negara Jepang. Ciri-ciri apel jenis
ini kulitnya berwarna merah muda,
daging buah berwarna putih kekuningan, renyah, tidak dapat dipisahkan, berair,
rasanya manis dengan aroma tajam. Biji apel jenis ini berukuran besar dengan
jumlah sekitar 1-10 biji per buah.
4.
Apel
Salmon
Apel Salmon memiliki nama lain Cripps Pink atau dikenal juga sebagai Pink Lady. Apel jenis ini merupakan apel impor yang dibudidayakan
di negara bagian Washington. Kulit luarnya berwarna merah muda kemerahan.
Tekstur daging buahnya padat, segar dengan aroma yang tajam. Rasa manis
merupakan ciri khas apel ini. Biji apel jenis ini berukuran besar dengan jumlah
sekitar 1-10 biji per buah.
5.
Apel
Merah
Apel
merah disebut juga dengan Red Delicious berasal dari Amerika. Apel ini berbentuk hati
yang mempunyai kulit agak tebal dengan warna merah hati. Daging buah lunak,
berair dengan rasa manis sedikit asam. Biji
apel jenis ini berukuran besar dengan jumlah sekitar 1-10 biji per buah.
6.
Apel
Granny Smith
Apel Granny Smith berasal dari Australia. Buahnya
berbentuk bulat dengan pangkal dan ujung buah berlekuk dangkal. Warna kulitnya hijau muda dengan daging
buah berair berwarna putih dan memiliki rasa yang asam. Apel jenis ini memiliki
ukuran sedang dengan ukuran biji besar yang jumlahnya sekitar 1-10 biji per
buah.
Buah
apel mudah ditemui di pasar-pasar atau toko buah dengan berbagai macam
varietas. Tanaman apel masih banyak dibudidayakan didaerah-daerah tertentu.
Tetapi erosi genetik memungkinkan terjadi pada jenis apel Red Delicious dan Ralls Janet. Karena kedua apel jenis ini telah
disilangkan dan menghasilkan Apel Fuji. Apel Fuji sekarang lebih banyak
diminati karena memiliki kualitas yang lebih unggul.
Erosi
genetik adalah
hilangnya sumber daya genetik yang sering diperbesar atau dipercepat oleh
aktivitas manusia. Erosi genetik akan menyebabkan hilangnya keanekaragaman
genetik pada tumbuhan. Keaneragaman tumbuhan dapat berkurang atau bahkan hilang
akibat ada proses pengurangan kelengkapan gen unik dari setiap spesies secara bertahap maupun drastis.
Hilangnya keaneragaman tersebut dapat berdampak buruk terhadap keadaan
lingkungan.
Penyebab
erosi genetik adalah karena faktor alami dan juga faktor manusia. Hilangnya
habitat alami menjadi penyebab adanya erosi genetik pada tumbuhan. Erosi
genetik pada tanaman juga dapat disebabkan oleh pembukaan hutan dan pembuangan
zat kimia. Adanya rekayasa genetika dan penggantian varietas tanaman lokal akan
membuat tanaman menjadi tidak berkembang secara alami sehingga juga dapat
menyebabkan erosi genetik. Penggunaan bahan sintesis membuat bahan serat-serat
alam menjadi kurang dikembangkan dan mengalami erosi genetik. Salah satu upaya untuk pencegahan terjadinya erosi
genetika adalah mempertahankan plasma nutfah dengan cara membudidayakan atau
menyimpan benih pada bank benih.
VII.
KESIMPULAN
Berdasarkan
praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Variasi
genetik merupakan keanekaragaman gen dapat membedakan makhluk hidup dari segi bentuk, warna,
ukuran, tempat hidup.
2. Apel
Malang memiliki kulit berwarna hijau dengan semburat merah, rasa manis asam, daging buah berwarna putih kehijauan.
3. Apel
Manalagi memiliki kulit berwarna hijau, rasa manis, daging buah berwarna putih
kekuningan.
4. Apel
Fuji memiliki kulit berwarna merah muda, rasa manis, daging buah berwarna
putih.
5. Apel
Merah memiliki kulit berwarna merah hati, rasa manis asam, daging buah berwarna
putih.
6. Apel
Granny Smith memiliki kulit berwarna hijau muda, rasa asam, daging buah
berwarna putih.
7. Apel
Salmon memiliki kulit berwarna merah muda kemerahan, rasa manis, daging buah
berwarna putih.
8. Erosi
genetik adalah hilangnya sumber daya genetik yang sering diperbesar atau
dipercepat oleh aktivitas manusia.
9. Erosi
genetik memungkinkan terjadi pada jenis apel Red Delicious dan Ralls Janet.
10. Erosi
genetik salah satunya disebabkan oleh adanya rekayasa genetika dan penggantian
varietas tanaman lokal.
11. Salah
satu upaya untuk pencegahan
terjadinya erosi genetika adalah mempertahankan plasma nutfah dengan cara
membudidayakan atau menyimpan benih pada bank benih.
VIII.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell NA, dkk. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, Istamar, dkk. 2004. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Yatim, Wildan. 1986. Genetika. Bandung: Tarsito.
IX. LAMPIRAN
Apel Malang Apel
Manalagi
Apel Fuji
Apel Salmon
Apel Merah Apel
Granny Smith